Solanum melongena ja02.jpg
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Kelas: Magnoliopsida
Upakelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Solanum
Spesies: S. melongena
Nama binomial



Sejarah

Terung ialah tumbuhan pangan yang ditanam untuk buahnya. Asal-usul budidayanya berada di bagian selatan dan timur Asia sejak zaman prasejarah, tetapi baru dikenal di dunia Barat tidak lebih awal dari sekitar tahun 1500. Buahnya mempunyai berbagai warna, terutama ungu, hijau, dan putih. Catatan tertulis yang pertama tentang terung dijumpai dalam Qí mín yào shù, sebuah karya pertanian Tiongkok kuno yang ditulis pada tahun 544[3]. Banyaknya nama bahasa Arab dan Afrika Utara untuk terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa pohon ini dibawa masuk ke dunia Barat melewati kawasan Laut Tengah oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan. Nama ilmiahnya, Solanum melongena, berasal dari istilah Arab abad ke-16 untuk sejenis tanaman terung.
Karena terung merupakan anggota Solanaceae, buah terung pernah dianggap beracun, sebagaimana buah beberapa varietas leunca dan kentang. Sementara buah terung dapat dimakan tanpa dampak buruk apa pun bagi kebanyakan orang, sebagian orang yang lain, memakan buah terung (serupa dengan memakan buah terkait seperti tomat, kentang, dan merica hijau atau lada) bisa berpengaruh pada kesehatan. Sebagian buah terung agak pahit dan mengiritasi perut serta mengakibatkan gastritis. Karena itulah, sebagian sumber, khususnya dari kalangan kesehatan alami, mengatakan bahwa terung dan genus terkait dapat mengakibatkan atau memperburuk artritis dengan kentara dan justru itu, harus dijauhi oleh mereka yang peka terhadapnya.[4]






Terung (Solanum melongena, di Pulau Jawa lebih dikenal sebagai terong) adalah tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran. Asalnya adalah India dan Sri Lanka[1][2]. Terung berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat.
Terung ialah terna yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.
Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri memiliki banyak biji yang kecil dan lembut. Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung nikotin, sejenis alkaloid yang banyak dikandung tembakau.

TTG - BUDIDAYA PERTANIAN

B U D I DAYA TERUNG

(Solanum Melongena L.)
Selain enak, kandungan gizinyapun cukup tinggi dan lengkap. Karena itu terung
cukup potensial bila dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis,
sekaligus memberi sumbangan terhadap penganekaragaman bahan pangan
bergizi bagi penduduk Irian Jaya.
Syarat Pertumbuhan
Tanah
- Sebaiknya tanam pada tanah lempung berpasir yang kaya akan bahan
organik.
- Berdrainase dan beraerase baik
- Kemasaman tanah (pH): 6,8 - 7,3.
Iklim
- Tanam didataran rendah sampai ketinggian + 100 m d.p.l.
- Suhu udara 22º – 30º c, cuaca panas dan iklim kering.
- Mendapat sinar matahari langsung yang cukup.
Teknik Budidaya Anjuran
Pembibitan
- Pilih buah terung yang berasal dari potion induk yang sehat, dari varietas
unggul dan telah matang potion.
- Belah buah terpilih secara membujur, keluarkan bijinya lalu kering anginkan
selama beberapa waktu sampai kadar air + 12 %.
- Masukan benih ke dalam botol berwarna, tutup lalu simpan di tempat kering
dan teduh.
- Bila akan menyemai, rendam benih dalam air dingin atau hangat selama 10 -
15 menit sambil menyeleksi benih yang kurang baik.
- Bungkus benih dalam gulungan kain basah selama + 24 jam.
- Sebarkan benih dalam persemaian.
- Tempat pesemaian dibuat khusus, diberi naungan menghadap ke timur
setinggi 100-150 cm disebelah timur dan 80-100 cm di sebelah barat.
- Tanah pesemaian telah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2
jarak antara barisan 10 - 15 cm.
- Tutup benih dengan tanah tipis lalu tutup bedengan dengan karung goni
basah, dan buka apabila benih telah berkecambah.
- Pada umur 10 - 15 hari pindahkan bibit kedalam bumbung daun pisang.
- Setelah bibit berumur 1 - 1 1/2 bulan atau berdaun empat helai pindahkan ke
kebun.
Pengolahan Lahan
- Sebaiknya tidak menggunakan lahan bekas pertanaman solanaceae. Olah
tanah 14 - 30 hari sebelum tanam.
- Bersihkan dari rumput, cangkul tanah 14 - 30 cm.
- Haluskan tanah sambil membentuk bedengan selebar 100 - 120 cm dengan
jarak antar bedengan 40 - 60 cm.
- Sebarkan pupuk kandang sebanyak 15 -20 ton / ha, campur merata dengan
tanah.
Penanaman
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 60 cm.
- Beri pupuk dasar pada lubang tanam dengan dosis campuran 300 kg ZA +
220 - 250 kg TSP. 200 kg KCL per ha. Setiap lubang tanam diberi 10 gram
campuran pupuk tersebut.
- Pilih bibit yang subur dan normal lalu tanam bibit, tekan sedikit tanah
disekeliling batang.
- Siram tanah secukupnya.
Pemeliharaan
1. Pengairan.
Siramlah tanah sesuai kebutuhan dan keadaan. Jika perlu siramlah setiap hari
terutama pada fase pertumbuhan awal. Sebaiknya gunakan alat penyiram atau
gembor.
2. Penyulaman
Sulamlah tanah yang mati maksimal 15 hari setelah tanam.
3. Pemasangan ajir.
- Pasanglah ajir seawal mungkin agar tidak menganggu perakaran.
- Tancapkan ajir setinggi 80-100 cm secara individu dekat batang tanaman.
4. Penyiangan dan penggemburan
- Siangi tanaman bersamaan dengan pemupukan susulan atau keadaan
gulma.
- Gemburkan tanah dengan hati-hati apabila tanah memadat.
5. Pemangkasan (perempelan)
- Patahkan tunas liar dengan tangan atau gunting atau pisau tajam.
- Selain tunas liar, perempelan juga dilakukan terhadap bunga pertama.
6. Pemulsaan
- Mulsa berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga kestabilan
suhu udara dan kelembaban tanah, mencegah atau menekan resiko
serangan penyakit busuk buah.
- Seawal mungkin setelah tanam, tutuplah permukaan tanah dengan jerami
padi setebal 3 - 5 cm
7. Pemupukan susulan
- Lakukan pemupukan susulan pada saat tanaman berumur 15 hst dan 60–
75 st, sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman dengan cara
larikan sejauh 20 -21 cm dari batang tanaman.
- Adapun jenis dan dosis pupuk dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Pupuk
No. Pemupukan Waktu -------------------------------------------
(Hst) ZA KCL
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Susulan I 15 150 150
2. Susulan II 60-75 150 150
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Prinsip pokok hama dan penyakit meliputi pengelolaan ekosistem
pertanian dengan cara bercocok tanam yaitu meliputi : pemakaian bibit
sehat dan varetas resisten, sanitasi kebun, pemupukan
- berimbang dan tumpangsari.
- Penerapan pengendalian non kimiawi seperti secara fisik mekanik,
genetis dan lain-lainnya.
- Penggunaan pestisida secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan
analisis ekosistem.
(SR/020/96)
Sumber : Ir. Rukmana, R (1994) Bertanam Terung. Kanisius. Jakarta
Februari 1996 Agdex: 441
Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) LPTP Koya Barat, Irian Jaya No. 07/96
Diterbitkan oleh: Loka Pengkajian Pertanian Koya Barat
Jl. Yahim – Sentani - Jayapura
Februari 1996 Agdex: 441
Rujukan
http://id.wikipedia.org/wiki/Terung

Pengalaman menanam terong

bertanam terong saya mulai sekitar 1 bulan yang lalu. ini dikarenakan kesukaan keluaarga terutama istri yang suka sama terong. mau ditumis, direbus dll.
kebetulan dibelakang rumah ada tanah yang tidak begitu luas yang bisa ditanami.mula-mulanya tanah tersebut saya gemburkan dulu dan rumput yang ada diatasnya saya bersihkan sampai keakar-akarnya. lumayan juga pengerjaannya sampai berkeringat juga. tapi ngak apa-apa, hitung-hitung olah raga.
setelah semua bersih kemudian saya beli bibit kepasar. kebetulan hari ini hari pasar jadi ada yang menjual bibit terong. tingginya kurang lebih 10 cm. dan daun ada 3 lembar. saya beli 2 ikat dengan isi masing-masing kurang lebih 10 batang dengan harga perikat sekitar Rp 3500,00
jarak tanam saya buat sekitar 50 cm mengingat luas tanah yang tidak seberapa.setelah semua selesai ditanami selang tiga hari saya beri pupuk organik feng su dari tiansi. saya lebih suka menggunakan pupuk organik ketimbang pupuk kimia karena dampak yang ditimbulkan oleh pupuk kimia kurang baik terhadap lingkungan.dampak yang sangat mengemberikan setelah 3 minggu setelah pemukan daun-daun terongnya lebar-lebar dan lebat. melihat perkembangan yang seperti itu saja sangat senang rasanya.rasa jerih payah mulai terbayar...sekarang sudah hampir 1,5 bulan.saya masih menunggu untukdia berbunga dan panen... tapi ada lagi pupuk organik yang saya beli harmonik dari PT.Nasa. saya lihat iklannya kayaknya bagus maka saya coba..isyaallah dalam minggu ini akan saya pupuk dengan harmonik itu agar cepat berbunga dan berbuah....
sekian dulu jejak langkah saya dalam menanam terong nanti akan diceritakan lagi perkembangan selanjutnya
wasallam jejak malin....

 



































































date Senin, 22 Oktober 2012

0 komentar to “Terong”

Leave a Reply: